Hidup itu bagai berada di dalam air
mendidih. Panasnya air membuat kita mengeluh. Kadang kita merasa tidak
tahan dengan kondisi seperti itu. Hidup menjadi penuh dengan emosi
sehingga tidak ada waktu untuk merasakan kebahagiaan sejati.
Saat
kita dididihkan oleh air panas itu, jangan menjadi lembek seperti
kentang. Sebelum dididihkan, kentang begitu keras. Jangan juga menjadi
keras seperti telur, dimana telur mudah pecah karena sangat cair sebelum
dididihkan.
Seseorang yang
sebelumnya sangat keras bisa menjadi sangat rapuh saat menghadapi suatu
masalah. Begitu juga dengan orang yang sangat lemah lembut, tiba-tiba
menjadi keras hati begitu mendapat masalah.
Jadilah
seperti teh. Saat teh dimasukkan kedalam air mendidih, teh tidak
berubah menjadi lebih keras atau lebih lembek, melainkan teh telah
merubah keseluruhan warna air tersebut.
Ya,
saat kita mendapat sebuah masalah, jangan menjadi keras hati atau putus
asa, melainkan jadilah berkat bagi orang-orang disekitar kita. Hadapi
semua masalah itu dengan bijaksana.
Ketika
kehidupan memaksa kita untuk menyerah, datanglah kepada Yesus, karena
Dia-lah sumber kekuatan kita. Saat kita menghadapi beban berat, jangan
menyuguhkan wajah cemberut pada orang lain karena wajah cemberut dapat
menambah beban orang tersebut.
Saat
kita berada di dalam masalah, terseyum dan bersyukurlah! Dengan itu kita
akan mendapatkan kelegaan dan menjadi berkat bagi orang lain. Di dalam
senyum yang tulus dan penuh dengan suka cita, orang lain akan melihat
sinar kemuliaan Tuhan terpancar dalam wajah kita. Jadi tunggu apalagi?
Ayo terseyuuuuum… 